Asal mula Negeri Morella adalah penggabungan dari beberapa Aman
( Hena) atau Negeri Lama, yakni Negeri Lama Kapahaha, Negeri Lama Iyal
Uli, Negeri Lama Putulesi dan Negeri Lama Ninggareta. Keempat Aman atau
Negeri Lama inilah yang membentuk suatu Aman atau Negeri Hausihu Morella.
Menurut tua-tua adat, leluhur yang tinggal di Negeri-negeri lama tersebut berasal dari Ula Pokol. Ula Pokol merupakan
pusat negeri pertama sejak dulu, juga merupakan tempat yang sangat
disakralkan oleh masyarakat Morella karena dipercayai sebagai tempat
hunian Roh-roh Gaib (Rijalal Gaib). Ula Pokol terletak di pegunungan Salahutu, mula-mula yang hidup ditempat tersebut adalah Uka Latu Tapil, Beliau berasal dari Timur Tengah. Uka Latu Tapil datang ditempat tersebut dengan membawa seekor burung Manulatu (Burung Raja).
Dikisahkan pula oleh para Tua-tua Adat setelah Uka Latu Tapil berada di Ula Pokol
muncul tiga orang yang masing-masing mengklaim dirinya sebagai
pendahulu atau penemu daerah baru tersebut, ditengah peredebatan sengit
itu tiba-tiba mereka mendengar kicauan Burung Manulatu. Akhirnya mereka
menyadari ternyata daerah itu telah berpenghuni dan mereka bertiga pun
bersepakat untuk menemukan pemilik Manulatu tersebut. Ketiga orang tersebut adalah Tuhe, Meten dan Hiti. Tidak beberapa lama kemudian Tuhe, Meten dan Hiti menemukan orang yang dicari di Ula Pokol tersebut, saat itu dia sedang duduk bersemedi (Bersembahyang).
Dihadapan orang yang sedang duduk itu, mereka mengikrarkan “ Upu Tapil Ame” yang bermakna Tuanku Pelindung/Junjungan Kami, beliaulah Uka Latu Tapil. Tuhe, Meten dan Hiti kemudian dikukuhkan sebagai Hulubalang atau pengawal Uka Latu Tapil, selanjutnya Uka Latu Tapil kemudian meletakkan tiga buah batu di Salahutu sebagai “ Hatu Manuai Telu” atau Batu Tiga Tuan Tanah karena disinilah tempat pertemuan Tuhe, Meten dan Hiti.
Dalam perkembangan selanjutnya Tuhe Meten Dan Hiti meminang seorang putri yang bernama Hatuatina yang berasal dari Nusa Ina (Pulau Seram) tepatnya di pusat tiga aliran sungai Eti, Tala dan Sapalewa di Nunusaku Salahua untuk menjadi istri Uka Latu Tapil, dari perkawianan itu Uka Latu Tapil
dan istrinya memperoleh tujuh orang anak laki-laki dan satu orang anak
perempuan. Dari ketujuh anak laki-laki tersebut hanya anak yang bernama Tuharela / Umarella yang menjalani kehidupan normal sebagai manusia, sedangkan keenam lainnya menjalani hidup sebagai Sufisme Tulen (Gaib). Tuharella beristrikan seorang perempuan yang bernama Alungnusa dari Pulau Seram. Dari perkawinan inilah melahirkan/beranak pinak sebagian besar warga Morella sekarang.
Sumber : http://tifatomasiwa.blogspot.com/2011/04/kekayaan-adat-istiadat-seni-dan-budaya.html
Sumber : http://tifatomasiwa.blogspot.com/2011/04/kekayaan-adat-istiadat-seni-dan-budaya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar